3 Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024, Singkat Tapi Menyentuh Hati

4 Januari 2024 10:56 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024
Ilustrasi Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024 ( Kompas.com)

Sonora.ID – Berikut contoh teks khutbah Jumat awal tahun baru 2024 yang singkat namun dapat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.

Tema khutbah Jumat awal tahun baru masehi 2024 sangat cocok dibawakan pada Jumat pertama di tahun 2024.

Sebab tema khutbah Jumat awal tahun dapat menjadi momen yang pas untuk mengajak para jamaah merenung dan introspeksi diri.

Agar ke depannya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun yang baru ini.

Sebagai inspirasi, berikut 3 khutbah Jumat awal tahun baru 2024 yang singkat namun menyentuh hati.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Akhir Tahun 2023 Terbaru, Berisi Renungan Penuh Makna

Khutbah Jumat Awal Tahun Baru Masehi

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِيْ الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِيْ الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ

أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاَةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْاَحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفَ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبَرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاقِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hadirin Jemaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita semua nikmat Islam, iman, dan kesehatan, sehingga masih bisa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah wajib shalat Jumat, serta bisa merasakan indahnya momentum tahun baru sebagaimana yang akan kita hadapi saat ini.

Shalawat dan salam mudah-mudahan terus mengalir kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir yang Allah utus sebagai rahmat bagi alam semesta.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Spirit tahun baru tahun ini seharusnya tidak hanya digunakan untuk pesta kembang api dan gegap gempita terompet di mana-mana.

Jauh lebih penting dari semua itu adalah tumbuhnya semangat baru untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah dan kebajikan, sebab orang muslim sejati adalah orang yang harinya lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan, barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)." - (HR Al-Hakim)

Hadits ini memberikan pengertian perihal pentingnya meningkatkan semangat baru dalam menjalani hari-hari yang baru, termasuk juga dengan tahun baru.

Jika hari tahun baru ini lebih baik dari hari dan tahun sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang beruntung.

Jika sama, maka sungguh hanya kerugian yang ia dapatkan. Dan, jika lebih buruk, maka akan menjadi hari dan tahun yang dilaknat karena tidak bisa mengambil manfaat dan keberkahan di dalamnya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Dalam riwayat yang lain disebutkan, bahwa orang-orang yang harinya justru lebih buruk dari hari-hari sebelumnya, maka tidak ada kebaikan selain kematian untuknya.

Riwayat ini sebagaimana dikutip oleh Syekh Abdurrahman as-Sakhawi dalam kitab Al-Maqashidul Hasanah, juz I, halaman 631. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ اِسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ آَخِرُ يَوْمَيْهِ شَرًّا فَهُوَ مَلْعُوْنٌ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي الزِّيَادَةِ فَهُوَ فِي النُّقْصَانِ وَمَنْ كَانَ فِي النُّقْصَانِ فَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ وَمَنْ اِشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ

Artinya: "Barangsiapa yang kedua harinya (saat ini dan kemarin) sama, maka ia (tergolong) orang yang rugi. Barangsiapa yang dua hari terakhirnya lebih buruk, maka ia terlaknat. Barangsiapa yang tidak berada pada peningkatan, maka ia berada pada pengurangan. Barangsiapa yang berada pada pengurangan, maka kematian lebih baik baginya. Dan, barangsiapa yang merindukan surga, maka ia akan cepat-cepat dalam melakukan kebaikan." - (HR ad-Dailami)

Syekh Nuruddin Al-Harawi Al-Qari (wafat 1014 H) dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih, juz IV, halaman 352, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ziyadah (peningkatan-penambahan) pada hadits di atas adalah dengan bertambahnya ilmu, ibadah, dan segala bentuk kebaikan.

Bukan bertambahnya dunia dan jabatan. Sebab, keberuntungan selalu berpihak pada orang yang meningkatkan ketaatan dan kebaikannya, bukan dunia dan jabatannya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Berkaitan hal ini, Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu introspeksi perihal apa yang akan menjadi bekalnya menuju akhirat. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Hasyr: 18).

Imam al-Qusyairi (wafat 465 H) dalam kitab tafsir Lathaiful Isyarat atau Tafsir Al-Qusyairi menjelaskan bahwa ayat di atas memiliki dua arti ketakwaan, yaitu:

Meningkatkan ketakwaan dengan cara memikirkan balasan yang akan didapatkan kelak di akhirat atas perbuatan baik dan buruk yang dilakukan di dunia;
Meningkatkan ketakwaan dengan cara mawas diri dan introspeksi, yaitu dengan memaksimalkan waktunya untuk menambah ketaatan.

Dengan kata lain, menumbuhkan semangat baru di hari-hari baru yang dihadapi oleh setiap orang.

Cara menumbuhkan semangat baru di hari yang baru adalah dengan memperbaiki hari-harinya yang baru dengan ketaatan dan kebajikan.

Orang tidak bisa memperbaiki harinya kecuali dengan cara introspeksi atas apa yang dilakukan di hari-hari sebelumnya.

Demikian khutbah menumbuhkan semangat baru di tahun pada siang hari ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, kebajikan, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan.

Khutbah Jumat Awal Tahun Baru Masehi

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ بَلَغَنَا إِلَى الْعَامِ الْجَدِيْدِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ قَوْلُهُ السَّدِيْدُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ 

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Puji syukur kita haturkan kepada Allah swt. Berkat kenikmatan yang diberikan-Nya, kita dapat bertemu di tempat dan majelis yang diberkahi ini untuk beribadah kepada-Nya sebagai tanda syukur atas segala nikmat yang telah kita terima dari-Nya.

Tak lupa, shalawat dan salam, kita haturkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, juga kepada para sahabatnya, pengikutnya, dan semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Amin ya rabbal alamin.

Allah swt memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Hal itu harus kita persiapkan secara dini. Terlebih, saat ini kita baru saja memasuki tahun baru 2024.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Banyak peristiwa yang telah kita lalui sepanjang tahun 2024 lalu. Ada rasa sedih. Mungkin di antara kita, ada yang ditinggal orang-orang terkasihnya.

Ada rasa senang dan bahagia karena cita-cita dan harapannya tercapai di tahun lalu. Ada pula yang kecewa karena banyak momen yang terlewatkan, tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.

Kita juga perlu mengevaluasi atas ibadah yang telah kita jalani selama tahun 202. Mana yang sudah cukup baik dan perlu dipertahankan, syukur-syukur ditingkatkan. Ibadah apa pula yang masih sangat kurang dan harus diperbaiki di tahun baru ini.

Pun soal keburukan yang telah lalu, di tahun ini, kita harus bisa menghapusnya.

Paling tidak, kita berupaya untuk mengurangi sedikit demi sedikit agar pada waktunya nanti, kita tidak lagi berlaku demikian.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat: Manfaat Introspeksi Diri di Akhir Tahun!

Perlunya kita menjadikan masa lalu sebagai pertimbangan itu sudah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 18 berikut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18)

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, menjelaskan bahwa maksud dari memperhatikan apa yang telah diperbuat adalah menilai diri sendiri sebelum pada waktunya nanti bakal dihisab, yakni di akhirat.

Hal ini guna melihat apa saja yang telah kita siapkan sebagai bekal untuk menghadap kepada Allah swt kelak. Sebab, kita tentu pernah mendengar bahwa kita harus bekerja keras untuk dunia seakan kita hidup selamanya.

Kita juga harus beramal baik untuk akhirat, seakan esok kita akan mati. Jamaah Jumat yang berbahagia, Ayat tersebut juga mengingatkan kita akan amal yang telah kita lakukan.

Imam As-Shawi dalam Hasyiyah atas Tafsir Jalalain mengatakan, bahwa seluruh amal yang kita perbuat di dunia ini sebetulnya akan tampak balasannya di hari kiamat kelak.

Karenanya, Allah swt mengingatkan kita untuk bertakwa dua kali dalam ayat tersebut. Menurut Imam Al-Qurthubi, takwa pertama mengingatkan kita agar bertobat atas dosa-dosa lalu, sedangkan kedua sebagai pengingat agar takut bermaksiat di masa yang akan datang.

Hal tersebut juga sejalan dengan sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah berikut.

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى الله الْأَمَانِيَّ

Artinya: “Orang bijak adalah dia yang mengutuk dirinya sendiri dan bekerja untuk apa setelah kematian, dan orang bodoh adalah dia yang mengikuti keinginannya sendiri dan melimpahkan aspirasinya kepada Tuhan.”

Jamaah Jumat yang berbahagia, Oleh karena itu, mari kita bermuhasabah diri atas apa yang telah kita lakukan pada tahun-tahun lalu, dan mulai kita perbaiki di tahun baru 2023 ini.

Dengan begitu, semoga kita bisa memperoleh derajat ketakwaan yang lebih tinggi sehingga di akhirat kelak, kita akan mendapatkan nikmat hakiki dari Allah swt.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Jumat Awal Tahun Baru Masehi

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ 
فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,

Pada hari yang penuh berkah dan mulia ini, serta di tahun yang baru ini, khatib berwasiat kepada para jamaah Jum'at sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi, marilah kita semua untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-nya. Karena dengan takwalah yang akan kita bawa ke hadirat Tuhan. 

Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Imran ayat 102 yang berbunyi: 

 
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Dengan takwa juga akan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah swt, serta tetap optimis menjalankan jihad, yakni beraktifitas kembali dengan yang baik, halal dan berkah di tahun yang baru ini.

Allah swt juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 35: 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhidụ fī sabīlihī la'allakum tufliḥụn.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Hadirin rahimakumullah

​​​​​​Dengan tahun yang baru ini, semoga kita semua memiliki semangat yang baru juga. Tentunya semangat dalam hal yang baik, halal, berkah dan diridhai Allah swt.

Karena Allah swt sangat mencintai hamba-hambanya yang penuh semangat dalam kebaikan. Sebagaimana yang tercantum di dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 7

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

In aḥsantum aḥsantum li`anfusikum, wa in asa`tum fa lahā, fa iżā jā`a wa'dul-ākhirati liyasū`ụ wujụhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalụhu awwala marratiw wa liyutabbirụ mā 'alau tatbīrā.

Artinya: Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri.

Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

Dengan sikap optimis untuk berbuat baik, maka dampaknya bukan hanya kepada diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang lain yang ada di sekitar kita. 

Hal tersebut senada dengan firman Allah swt yang tercantum dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8: 

وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wa wasshaa bihaa ibraahimu baniihi wa ya'qub. Ya baniyya innallahas thafaa lakumul ladziina falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuuna.

Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Islam mengajarkan kepada kita, bahwa kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan dalam menjalankan hidup.

Keteguhan tersebut harus menjadi prinsip dasar dari hidup kita, karena tanpa pondasi yang kokoh kita hanya akan terobang-ambing tanpa tujuan yang jelas. Rasulullah saw juga bersabda: 

لا تكُونُوا إمَّعةً تقولُونَ: إنْ أحسنَ النَّاسُ أحسنَّا وإنْ ظلمُوا ظلمْنَا، ولكِنْ وطِّنُوا أنفسكم إن أحسنَ النَّاسُ أنْ تُحسِنُوا وإنْ أساءُوا فلا تظلِمُوا

Artinya: Janganlah kalian menjadi imma’ah, yaitu kalian mengatakan: 'Jika manusia berbuat baik, kami pun akan ikut berbuat baik; jika mereka berbuat kezaliman, kami pun juga akan berbuat zalim'. Akan tetapi, teguhlah dalam berpendirian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik, jika mereka berbuat buruk, maka jangan kalian ikut larut berlaku zalim.

Hadirin rahimakumullah 

Seorang mukmin yang memiliki optimisme dalam hidup, berarti ia termasuk kategori seorang mukmin yang kuat. Sedangkan mukmin yang kuat akan dicintai oleh Allah. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah dalam sabdanya: 

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا ‏.‏ وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah dalam hal-hal yang membawa manfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi lemah. Jika kamu tertimpa suatu musibah, maka jangan kau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian’. Akan tetapi katakanlah: ‘Ini sudah menjadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pastilah terjadi.’ Karena sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ dapat membuka pintu setan.”

Dengan semangat hidup yang tinggi, berarti kita telah berikhtiar dalam hidup. Dengan berikhtiar tersebut menjadikan kita sebagai hamba yang tidak ingin menjadi pemalas dan meminta-minta kepada seseorang, dan selayaknya kita ingin menjadi seseorang yang selalu memberi.

Rasulullah saw bersabda tentang kebaikan tangan di atas dari pada yang di bawah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: 

اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، فَاليَدُ العُلْيَا: هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى: هِيَ السَّائِلَةُ

Artinya: Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Tangan di atas yaitu pemberi, sedang tangan di bawah yaitu peminta (HR Bukhari dan Muslim)

Hadirin rahimakumullah 

Islam merupakan agama yang memgajarkan kepada umatnya untuk hidup penuh dengan optimisme, karena dengan optimisme akan menjadikan kemajuan yang gemilang bagi umat manusia pada umumnya dan kepada Islam khususnya.

Kitab suci Al-Qur’an memandang optimisme sebagai sebuah faktor penting dalam menggerakkan kehidupan umat manusia.

Sehingga banyak dalil-dalil yang menyokong bagi keyakinan dan semangat umat Islam, sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

Salah satu contoh lagi yakni dalam surat Yunus yang menjelaskan bahwa harapan terhadap masa depan di dunia dan akhirat menyebabkan manusia berperilaku baik.

Harapan itulah yang memperbaharui dan memperbaiki kualitas perilakunya. Dunia adalah tempat ujian bagi manusia.

Sekaligus juga sebagai tempat untuk memperbanyak keutamaan sebagai bekal di akhirat kelak.

Kisah Nabi Yunus as menjadi contoh yang baik di dalam Al-Qur’an, untuk memberikan gambaran tentang sikap optimis.

Karena pada umumnya manusia di makan oleh ikan akan mati, tetapi dengan sikap optimis dan tawakal yang tinggi serta diirngi dengan doa, hidup yang mustahil menjadi ada karena izin Allah swt.

Dengan perasaan optimisnya lah, ia berdoa kepada Allah swt, dan Allah pun mengabulkan doanya. 

Hadirin rahimakumullah 

Ketika kita memiliki sikap optimism aka kita juga akan tabah dengan cobaan yang akan datang, karena sesuatu tidak akan lulus jika tidak teruji prinsipnya.

Tetapi ketika ia tabah dan selalu menggantungkan diri kepada Allah, maka Allah akan memberikan ganjarang yang besar, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam

Al-Qur’an surat 155-157: 


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 

Wa lanabluwannakum bisyai in minal khaufi wal juu’I wa naqshi minal amwaali wal anfusi wats-tsamaraati wa basy-syirish-shaabiriin, al-ladziina idzaa ashaabatkum mushibah qaaluu inna lillahi wa innailaihi raaji’uun, ulaaika ‘alaihim shalawaatum min rabbihim wa rahmatun wa ulaaika humul muhtaduun.

Artinya: Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah (QS Al-Baqarah: 155-157).

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah, 

Dari ayat di atas kita bisa telaah bersama, yang Namanya hidup itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, kadang senang, kadang susah, kadang baik, kadang juga buruk.

Semua perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai ujian dari Allah swt agar iman kita bisa menjadi tebal, kedekatan kita kepada Allah akan selalu bertambah.

Jika mendapat kebaikan kita selayaknya bersyukur, dan ketika mendapatkan keburukan kita seleyaknya bersabar, takawal dan berdoa kepada Allah swt.
 
Hal ini juga senada dengan redaksi di dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
 
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا

Artinya: Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.

Hadirin rahimakumullah

Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki optimisme hidup yang tinggi, terutama di tahun yang baru ini.

Semoga Allah swt memberikan kita kesabaran dalam menghadapi segala cobaan, sehingga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi. Aamiin ya rabbal alamin.

بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ 
وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru: 3 Amalan Agar Mendapatkan Rumah di Surga

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm