3 Khutbah Jumat tentang Akhir Bulan Rajab, Penuh Makna Menyentuh Hati

1 Februari 2024 16:29 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat tentang Akhir Bulan Rajab
Ilustrasi Khutbah Jumat tentang Akhir Bulan Rajab ( )

Sonora.ID – Khutbah Jumat akhir bulan Rajab sangat cocok dibawakan untuk mengingatkan para jemaah bahwa Rajab telah berada di ujung bulan.

Adapun disampaikannya khutbah Jumat tentang akhir bulan Rajab sendiri adalah supaya dapat motivasi para jemaah agar memaksimalkan amalan saleh sebelum bulan mulia ini berakhir.

Banyak amalan penting untuk dilakukan umat Islam di bulan Rajab. Di antaranya seperti bersedekah, silaturahim, berpuasa, menyantuni anak yatim, memperbanyak shalawat, meningkatkan bacaan istighfar, membaca dzikir dan doa bulan Rajab, dan seterusnya.

Berdasarkan konversi kalender Hijriah dari Kemenag RI, Jumat terakhir bulan Rajab jatuh pada tanggal 28 Rajab 1445 H. Hari itu bertepatan dengan 9 Februari 2024 dalam penanggalan kalender Masehi.

Seperti diketahui, awal bulan Rajab dimulai pada Senin, 23 Januari 2023 dan akan berakhir pada Selasa, 21 Februari 2023 mendatang.

Berikut 3 teks khutbah Jumat tentang akhir bulan Rajab, penuh makna menyentuh hati, yang bisa dijadikan referensi.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Bulan Rajab Bahasa Sunda Terbaru, Singkat Tapi Menyentuh Hati 

Khutbah Jumat Akhir Bulan Rajab 1

Judul: Pesan Penting di Ujung Bulan Rajab

أََلْحَمْدُ لِلّهِ أََلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَفْضَلَنَا بِالصَّلاَةِ وَيَأْمُرُنَا بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالطَّاعَةِ ، وَالَّذِيْ نَسْتَهِْدِيْ فِيْ كُلِّ اْلأُمُوْرِ وَالْمَظْلَمَةِ

أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَيُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ، وَمَنْ يُصَدِّقِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الْمِيْعَادِ

أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ ، وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan takwalah kita dapat selamat menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Jamaah yang Berbahagia

Adapun salah satu di antara tanda terpenting bagi ketakwaan kita adalah shalat. Apakah sudah rajin shalat sesuai yang diperintahkan? Yakni di awal waktu.

Apakah sudah melaksanakan shalat-shalat sunah sebagai penyempurna bagi kekurangan kita ketika mendirikan shalat fardhu? Lalu bagaimanakah kita mesti mengerti apakah yang dimaksudkan sebagai shalat?

Secara etimologi shalat adalah doa. Sedangkan secara istilah syariat, shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu sesuai sarat dan rukun yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam.

Tata caranya adalah sesuai yang dituturkan oleh para sahabat yang melihat Rasulullah sewaktu sedang shalat. Turun-temurun hingga sekarang, maka begitulah kita dapat melihat orang-orang mendirikan shalat.

Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran yang kita yakini kesahihannya hingga saat ini. Hal ini telah sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang kami bacakan di awal tadi, yang artinya adalah: Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan/mempraktikkannya. (HR Bukhari-Muslim)

Menurut sejarahnya, perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan Isra' Mi'raj.

Bahwa Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha dan bertemu secara langsung dengan Allah SWT. Pada saat itulah Rasulullah mendapat perintah baginya beserta seluruh umat yang mempercayai keterutusannya, berupa shalat 50 kali sehari yang kemudian dikurangkan hingga lima kali.

Pewahyuannya yang secara langsung ini menjadikan shalat diyakini oleh para ulama sebagai sebuah ibadah yang memiliki keistimewaan tertentu.

Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan ditimbang kelak di hari pembalasan. Jika seorang hamba baik shalatnya, maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika shalat seorang hamba jelek, maka berarti buruk pulalah seluruh hidupnya.

Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia

Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke masjid.

Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman Allah:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Artinya: Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya. (QS. Al-Mu'minun, 23:1-2)

Bukan hanya di akhirat Allah menjanjikan kebahagiaan bagi hamba-Nya yang mendirikan shalat dengan segenap jiwa dan raga.

Semenjak di dunia pun Allah telah memberi kabar gembira kepada umat Islam, sebagaimana firman Allah:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Artinya: Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi... (QS. al-A'raf, 7:96)

Meskipun ketakwaan tidak dapat hanya diukur dari sisi lahiriah berupa shalat saja, namun shalat jelas-jelas merupakan pintu masuk bagi setiap Muslim untuk memulai pengabdian kepada Allah dan Rasulullah.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Shalat merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung-agungnya syiar agama. Shalat merupakan tanda syukur para hamba atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah.

Peristiwa Isra' Mi'raj merupakan bukti bahwa shalat merupakan simpul terpenting dalam tatanan Islam, baik bagi setiap individu maupun masyarakat, dalam skala yang terkecil hingga level bangsa.

Sebegitu pentingnya, maka layaklah Allah mewahyukannya langsung kepada Rasulullah tanpa melalui perantara.

Shalat mempunyai kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah yang lain. Ada banyak kutipan ayat Al-Qur'an mengenai keutamaan shalat. Beberapa di antaranya adalah:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaha, 20:132)

Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual maupun kemasyarakatan.

Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan yang tidak manusiawi. Firman Allah sebagai berikut:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut, 29:45)

Ayat ini merupakan peringatan dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi muslim.

Termasuk dalam pembentukan karakter bangsa. Jika saja seluruh penduduk bangsa rajin melaksanakan shalat dengan semestinya, tentu Allah akan mencurahkan karunia-Nya kepada kita.

Bukan besar kecil atau indah dan gemerlapnya sebuah masjid yang menjadi tolok ukur religiusitas sebuah masyarakat, melainkan banyak atau sedikitnya jamaah yang mendirikan shalat ketika waktu-waktu adzan dikumandangkan.

Sementara shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu muslim merupakan salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki ketakwaan kepada Allah.

Pribadi yang bertakwa adalah pribadi yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu shalat. Meskipun memang shalat tidak secara mutlak menunjukkan tingkat ketakwaan seseorang.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm