Bandung, Sonora.ID - Sepekan jelang akhir Januari, tepatnya Rabu (24/1/2024) PT KAI (Persero) meluncurkan tiga kereta api (KA) terbarunya, yaitu KA Papandayan Ekspres relasi Garut - Gambir (PP), KA Pangandaran relasi Banjar - Gambir (PP), dan KA Malabar Pagi relasi Bandung - Malang.
"Ya, baru sepekan beroperasi KA Papandayan Ekspres relasi Garut - Gambir dan KA Pangandaran relasi Banjar - Gambir sudah mengangkut sebanyak 7.967 penumpang," ucap Manager Humas Daop 2 Bandung Ayep Hanapi dalam siaran persnya, Kamis (1/2/2024).
"Itu totalnya. Jika dirinci 4.063 penumpang KA Papandayan dan 3.903 pelanggan KA Pangandaran," ungkap Ayep.
Lebih lanjut Ayep menyebut jumlah penumpang akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu.
Disinggung mengenai ketersediaan kursi (seat) pada KA yang belum lama diluncurkan itu, Ayep mengatakan, untuk KA Papandayan dan KA Pangandaran disediakan seat di kelas eksekutif sebanyak 150, kelas ekonomi sebanyak 320, dan untuk KA Priority sebanyak 38 seat.
"Semoga hadirnya KA-KA baru ini, yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, semakin memberikan banyak alternatif pilihan untuk bepergian menggunakan kereta api,” papar Ayep.
Berikut jadwal keberangkatan KA Papandayan dan Pangandaran:
1. KA Papandayan:
- Berangkat dari Stasiun Garut pukul 12.30 WIB, tiba di Stasiun Gambir pukul 17.45 WIB (berangkat dari Stasiun Bandung pukul 15.00 WIB)
- Berangkat dari Stasiun Gambir pukul 06.30 WIB, tiba di Stasiun Garut pukul 11.20 WIB (tiba di Stasiun Bandung pukul 09.15 WIB).
2. KA Pangandaran:
- Berangkat dari Stasiun Banjar pukul 16.55 WIB, tiba di Stasiun Gambir pukul 00.49 WIB (berangkat dari Stasiun Bandung pukul 22.00 WIB).
- Berangkat dari Stasiun Gambir pkl 09.30 WIB, tiba di Stasiun Banjar pukul 16.25 WIB (tiba di Stasiun Bandung pukul 12.15 WIB)
"KAI terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan. Dengan dioperasikannya KA Pangandaran dan Papandayan ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat dari Jakarta, Bandung ke wilayah Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran atau sebaliknya sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, budaya, dan perekonomian di Jawa Barat,” pungkasnya.
