Kasus serupa Pandora Papers pernah terjadi sebelumnya, yakni Panama Papers yang mengungkap fakta tentang kekayaan yang disembunyikan oleh elit-elit ekonomi dengan cara yang tidak dapat diketahui oleh lembaga penegak hukum.
Namun, menariknya data yang mengungkapkan sebagian besar kejahatan kerah putih ini juga menyeret nama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Kabar ini menggemparkan warga Indonesia hingga akhirnya juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, angkat suara di media.
Jodi membenarkan bahwa Luhut pernah memimpin perusahaan sektor minyak gas dan bumi bernama Petrocapital SA di Republik Panama dan posisi spesifiknya adalah Direktur Utama atau Ketua Perusahaan pada tahun 2007 sampai 2010.
Baca Juga: Mobilitas Masyarakat Mulai Meningkat, Luhut Minta Masyarakat Tetap Waspada
Tidak hanya Luhut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto juga memiliki perusahaan di British Virgin Islands yang merupakan kawasan bebas pajak di Karibia.
Perusahaan milik Airlangga adalah Buckley Development Corporation dan Property Holdings Limited.
Nama-nama yang tertuang dalam Pandora Papers tersebut sekiranya mengindikasikan tindakan para elit dalam membuat rekening yang dirancang khusus untuk menghindari pajak dan menyembunyikan aset.
Juru bicara European Commission, Dana Spinant, mengatakan fenomena ini menjadi titik keadilan bahwa sudah seharusnya orang membayar pajak.
Baca Juga: PPKM di Bali Resmi Turun Jadi Level 3, Menko Luhut Ingatkan Upacara Agama Dibatasi dan Taat Prokes