BPOM Dukung Riset Obat Bahan Alam Lewat Pemanfaatan IPTEK

15 Desember 2022 14:25 WIB
BPOM secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK
BPOM secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK ( istimewa )

Sonora.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan berkomitmen secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

BPOM juga melakukan pengawalan riset dengan memberikan pendampingan bagi para peneliti dan pelaku usaha terkait pemahaman terhadap regulasi.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Reri Indriani saat membacakan sambutan, mewakili Kepala BPOM di acara Peluncuran Immunoturmeric untuk Memperkuat Produk Kesehatan Imun di Senayan Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Reri menyampaikan BPOM juga lebih proaktif menjangkau stakeholders, menerapkan agility, serta me-review regulasi guna mendukung pengembangan hingga komersialisasi produk dengan tetap kedepankan pemenuhan terhadap standard keamanan, manfaat, dan mutu.

Baca Juga: Balai Besar POM di Bandung Sebut Mutu Pangan Harus Dijaga dan Diawasi Bersama

Menurutnya, transformasi riset akan sangat mendukung program BPOM dalam mewujudkan Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Obat Tradisional.

Program ini dimaksudkan untuk memberi solusi holistik dalam rangka percepatan pengembangan obat bahan alam melalui sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk sinergisme Penta Helix (ABCGM).

Ia menambahkan BPOM turut mendorong pemanfaatan komponen produk bersumber dari sumber daya alam lokal di dalam negeri yang diharapkan memberikan multiplier effect dari hulu ke hilir.

Mulai dari budidaya tanaman, peningkatan kapasitas petani, pengembangan industri ekstrak bahan alam, dan tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.  

"Kami berharap ke depan semakin banyak pengembangan dan produksi obat bahan alam inovatif untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kesehatan bangsa Indonesia dan selanjutnya mampu go international,” jelas Reri.

Untuk memastikan kualitas terbaik dan kemanjuran khasiat produk, dalam proses pembuatan Immunoturmeric menerapkan teknologi nano yang canggih, untuk mengubah Kurkumin yang diekstrak dari kunyit menjadi partikel nano agar lebih mudah larut dan diserap yang lebih baik di dalam tubuh. 

Sementara itu, Researcher Immunoturmeric dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Dewi Setyaningsih mengatakan produk Immunoturmeric merupakan hasil sinergi Pentahelix yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan media, yang menjadi kunci dalam mendorong kemajuan dan kemandirian bangsa di bidang kesehatan. 

Baca Juga: Poros Rawamangun: Kasus Gagal Ginjal, Kenapa BPOM Lolos Jerat Hukum.

“Kurkumin memiliki potensi besar untuk mengobati berbagai penyakit, dalam produk Immunoturmeric menggunakan teknologi terapan dengan pendekatan Dispersi Padat untuk ekstrak kunyit untuk memberikan nanodispersi kurkumin sehingga meningkatkan kelarutan nyata dan meningkatkan biovailabilitas kurkumin,” kata Dewi.

Di kesempatan yang sama, Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan saat ini konsumen, mengonsumsi lebih banyak suplemen nutrisi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka, mereka juga menjadi lebih cerdas tentang kualitas dan efektivitas produk.

“Mulai dari memastikan sumber bahan baku yang berkualitas hingga mengadopsi teknologi canggih, yang dipandu oleh program Seed to Feed mencakup kontrol kualitas kami secara berkesinambungan melakukan pengetesan untuk memastikan standar dalam pengembangan dan manufaktur produk,” kata Andam Dewi.

Andam menegaskan kesehatan imun menjadi bagian penting dan perhatian utama konsumen sejak situasi pandemic yang melanda dunia di tahun 2020.

Dalam Asia Pacific Personal Habits Survey 2022 atas 5.500 konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik, terungkap bahwa hampir seperempat responden pernah mengalami sistem kekebalan yang lebih lemah selama pandemi. 

"Survei ini juga menemukan bahwa mendukung kekebalan tubuh secara umum merupakan alasan utama dari konsumen yang meningkatkan konsumsi vitamin dan suplemen selama pandemi," pungkasnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm