Masuk Panen Raya, Harga Beras Diprediksi Normal pada April 2024

8 Maret 2024 17:10 WIB
Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin bersama Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono saat memberi keterangan kepada awak media.
Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin bersama Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono saat memberi keterangan kepada awak media. ( Dok Pemprov Sulsel)

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan harga beras akan kembali normal seiring masuknya musim panen raya April mendatang. Itu disampaikan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono ditemui di sela-sela Gerakan Pangan Muran (GPM) Pemprov Sulsel yang berlangsung di Gedung PKK Sulsel, baru-baru ini.

Maino mengakui, saat ini harga beras masih tinggi karena dari sisi hulu terdapat sejumlah kendala. Salah satunya adalah masalah suplai dan terbatasnya produksi. "Di hilir harga beras masih tinggi, karena di hulu harga gabah di kisaran 7000 - 8000," ujarnya.

Akan tetapi, Maino bilang, dari laporan yang diterimanya, beberapa Provinsi produsen beras sudah mulai panen. Antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kondisi itu membuat harga gabah ikut terkoreksi turun 100 - 200 rupiah.
"Harga gabah sudah mulai terkoreksi turun. Mudah-mudahan masuk panen raya April mendatang harga bisa kembali terkendali," harapnya.

Sementara itu, Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional juga tak luput dari ancaman krisis beras. Itu ditandai kenaikan signifikan harga beras di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Seperti diakui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari. Menurutnya, salah satu faktor harga beras naik di Sulsel karena permintaan dari provinsi lain sangat tinggi. Beras Sulsel bahkan dijual hingga ke pulau Sumatera.

Baca Juga: Efektif Tekan Inflasi, Bapanas Minta Provinsi Lain Contoh GPM Serentak di Sulsel

Ichsan menyebut, petani memilih menjual berasnya ke provinsi lain karena harganya lebih tinggi dibanding jika dijual di dalam daerah. Selain itu, produksi beras di Sulsel juga menurun akibat El Nino atau kekeringan. "Karena permintaan beras dari Sumatera, Maluku, Kalimantan sangat tinggi. Petani lebih pilih jual ke luar karena harganya lebih mahal. Itu mempengaruhi harga di Sulsel," ucap Ichsan.

Untuk itu, Pemprov bersama Bulog terus melakukan gerakan pangan dan pasar murah di kabupaten/kota untuk mengintervensi harga yang tergolong sangat tinggi saat in. Sejumlah daerah juga akan memasuki musim panen sehingga harga beras diprediksi mulai kembali normal di bulan Maret.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm