Sonora.ID - Setelah salat Id, jemaah dianjurkan mendengarkan khutbah Idul Fitri agar rangkaian salat ID menjadi lebih sempurna.
Lewat khutbah Idul Fitri, jemaah dapat memperoleh hidayah dan hikmah. Karena itu, jemaah sebaiknya tidak melewarkan khutbah setelah selesai salat Id.
Sonora telah merangkum 5 contoh khutbah Idul Fitri singkat dikutip dari berbagai sumber.
1. Contoh khutbah Idul Fitri tentang penyucian diri di hari yang fitri
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mari kita bersama-sama panjatkan segala puji dan syukur pada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, serta selawat dan salam pada Rasulullah SAW.
Hari Raya Idul Fitri bukanlah sekadar pesta kemenangan atau ajang bersenang-senang semata, tetapi juga merupakan momen refleksi dan introspeksi diri untuk melakukan perubahan yang lebih baik ke depannya.
Penyucian diri di hari yang fitri mengajarkan kita untuk membersihkan hati dan jiwa dari segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat selama bulan Ramadhan dan sebelumnya. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk meninggalkan segala bentuk maksiat, sehingga kita dapat kembali berjalan di jalan ya diridhoi-Nya.
Allah SWT berfirman tentang betapa beruntungnya jika seseorang bertekad untuk menyucikan jiwa dari segala bentuk maksiat.
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. Qad aflaḥa man zakkāhā. Wa qad khāba man dassāhā.
Artinya: lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams:8-10).
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. al-Bukhari).
Dari hadis di atas, Rasulullah menjelaskan bagaimana penyucian dan keselamatan diri yang dilakukan tidak hanya terbatas pada perilaku baik, tetapi juga dengan menjaga lisan dari ucapan buruk yang merugikan siapapun orangnya.
Selain itu, penyucian diri juga mengajarkan kita untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Oleh sebab itu, mari kita sesama Muslim yang beriman untuk saling memaafkan atas kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya, baik yang tak disengaja maupun yang disengaja. Dengan saling memaafkan dan menyucikan hati dari rasa kesal dan dendam, insha Allah kita akan mencapai kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian.
Maka dari itu, di hari yang suci dan penuh kemuliaan ini, bersama-sama kita saling rangkul untuk menyucikan diri dari segala perasaan buruk. Perbaiki juga hubungan kita dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, dan dengan sesama Muslim yang mengasihi. Jalani hari ini sebagai permulaan baru untuk merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik dan taat akan perintah Allah SWT dan dicintai oleh lingkungan sekitar.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan kemudahan pada tiap langkah kita untuk menyucikan diri dari hari yang fitri ini. Semoga kita semua dapat memulai perjalanan kehidupan dengan rasa sadar akan ketakwaan pada Allah SWT.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 3 Khutbah Idul Fitri Sedih tentang Orang Tua yang Menyayat Hati
2. Contoh khutbah Idul Fitri singkat tentang menjadi hamba yang bersyukur
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Di hari yang cerah ini, dengan penuh suka cita, kita panjatkan doa dan puji penuh syukur kepada Tuhan semesta alam, Allah SWT. Berkat kesempatan yang diberikan-Nya, kita bisa berkumpul di hari penuh berkah ini, Hari Raya Idul Fitri. Selawat serta salam juga senantiasa kita lantunkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.
Hadirin semuanya yang dimuliakan Allah, saat ini mari kita membahas singkat bagaimana pentingnya diri ini merasa bersyukur.
Bersyukur bukanlah sekadar ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT pada kita, namun juga sebuah sikap yang ditanamkan dalam hati dan pikiran untuk mengakui kebesaran Allah SWT dalam seluruh hal di dunia.
Melalui Surah Al-Baqarah ayat 152, Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ
Fażkurūnī ażkurkum wasykurū lī wa lā takfurūn(i).
Artinya: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Melalui ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan kita untuk selalu merasa bersyukur atas apa yang diberikan-Nya. Sebab, rasa bersyukur adalah kunci untuk meraih ridha-Nya dan mendapatkan lebih banyak nikmat dari-Nya.
Saudara-saudari Muslim yang taat, di tengah dunia yang semakin cepat dan semakin sibuk ini, seringkali kita lupa untuk merasa dan berucap syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah. Nikmat yang dimaksud, tidak terbatas dalam segi materi, tetapi juga nikmat iman, kesehatan, bahkan tidur yang nyenyak adalah contoh lain dari nikmat yang perlu disyukuri.
Oleh karena itu, sebagai contoh, tiap kali kita bangun dari tidur yang nyenyak, baiknya kita lafazkan rasa syukur dengan mengucap Alhamdulillah, seperti yang Rasulullah SAW ajarkan, sari Anas bin Malik RA, dari Nabi SAW yang bersabda,
"Tidaklah Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengatakan, 'Alhamdulillah' melainkan apa yang ia berikan itu lebih baik daripada yang ia ambil." (HR Ibnu Majah).
Dengan mengucap Alhamdulillah di tiap kali merasakan nikmat yang diterima, kita sudah mencoba untuk menjadi hamba Allah SWT yang penuh syukur dan berterima kasih. Karenanya, mari kita tingkatkan kesadaran dalam menilai pentingnya bersyukur di setiap langkah kehidupan kita. Niscaya, akan ada kebahagiaan dan ketenangan hati yang diperoleh di dunia dan akhirat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 15 Ucapan Hari Raya Idul Fitri Bahasa Jawa untuk Orang Tua dan Artinya
3. Contoh khutbah Idul Fitri tentang membaca Al-Qur'an
Al Quran adalah pedoman hidup bagi umat Muslim di seluruh dunia. Membaca Al Quran secara rutin akan memberikan manfaat luar biasa. Selain itu, pahala berlipat ganda pun akan senantiasa dilimpahkan.
Membaca Al Quran termasuk ibadah paling utama yang memiliki berbagai keutamaan. Sehingga tidak heran bila umat muslim berlomba membaca Al Quran untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Israa: 9)
Adapula riwayat yang disampaikan oleh an-Nu'man ibn Basyir yang artinya: "Rasulullah SAW bersabda, " Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al Quran." (HR. Al-Baihaqi)
Begitu banyak keutamaan yang didapatkan seorang hamba yang senantiasa membaca Al Quran. Diantaranya sebagai berikut:
1. Pahala berlipat
Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).
2. Obat penyakit hati
Allah SWT berfirman: "Dan Kami turunkan di dalam Al Quran suatu yang menjadi obat (penyakit manusia) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS al-Israa': 82)
Selain itu Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan (membaca) petunjuk Allah (Al Quran). Ingatlah, hanya dengan (membaca) petunjuk Allah (Al Quran) hati menjadi tentram." (QS ar-Ra'du: 28)
3. Jauh dari kesesatan
"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai manusia), lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaahaa: 123).
Selain itu Ibnu Abbas ra berkata: "Allah SWT memberikan jaminan bagi orang yang membaca Al-Quran dan mengamalkan kandungannya bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat (kelak)."
4. Rumahnya bercahaya
Imam an Nawawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk (banyak) berzikir kepada Allah SWT (termasuk membaca Al Quran dan zikir-zikir lainnya) di rumah dan hendaknya rumah jangan dikosongkan dari berzikir (kepada-Nya)."
Dalam riwayat at-Tirmidzi juga terdapat sebuah hadist yang berbunyi: "Sesungguhnya setan tidak akan masuk ke rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah."
5. Mendapat syafaat
"Bacalah bait Al Quran karena sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya." (HR. Muslim)
6. Memperoleh kemuliaan
“Siapa yang membaca Al Quran dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalau lah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (Al Quran).” (HR. Abu Daud)
Baca Juga: Bacaan Takbir Idul Fitri Panjang dan Pendek: Arab, Latin, dan Artinya
4. Contoh khutbah Idul Fitri tentang bersyukur
Saudara Muslimku yang dirahmati Allah.
Alhamdulillah, rasa syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT sebab kita dapat berkumpul bersama di Masjid (nama masjid) untuk menunaikan ibadah sholat Idul Fitri adalah bagian dari karunia-Nya. Selanjutnya, tak lupa juga marilah kita ucapkan sholawat serta salam kepada Nabi kita, Nabi Muhammad saw. juga kepada keluarganya serta para sahabatnya.
Saudara Muslimku yang memiliki nikmat iman Islam.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, Allah SWT telah memperkenankan kita untuk berkumpul bersama di hari yang fitri. Allah SWT telah mengizinkan kita untuk menjumpai dan melewati bulan yang penuh rahmat, yaitu bulan Ramadan.
Rasa syukur itu memang sudah seharusnya untuk kita sampaikan kepada Allah SWT sebab siapa yang paling berkuasa? Allah SWT.
Saudaraku yang dirahmati, Allah. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Ibrahim ayat 7 yang bunyinya,
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ - ٧
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Apa yang Allah sampaikan? “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu”, MasyaAllah. Sungguh Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.
Salah satu contoh adalah pernahkah Anda merasa kurang dan gelisah ketika rezeki (uang) yang Anda peroleh tidak sebanding dengan harapan? Tahukah Anda bahwa perilaku itu justru membuat hati semakin tidak tenang? Lalu apa yang harus dilakukan? Tetaplah bersyukur dan merasa cukup sebab Allah SWT berjanji “… jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu”.
Namun, sebagai manusia kita memang tetap harus berusaha atau berikhtiar dengan tetap menyertakan Allah dalam usaha tersebut. Tak hanya soal materi.
Syukur juga perlu dilakukan ketika mendapatkan nikmat sehat dan nikmat iman Islam. Pernahkah jari Anda terluka dan membuat Anda merasa perih terkena air? Sungguh sakit itu tidak nyaman bukan? Jadi, apa lagi alasan untuk tidak bersyukur kepada Allah. Ketika nikmat itu dicabut sungguh tidak ada satu pun manusia yang dapat tenang kecuali mereka yang mengingat Allah dan bersyukur kepada Allah SWT.
Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Baca Juga: 30 Link Gambar Tulisan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2024, Unduh Gratis
5. Contoh khutbah Idul Fitri tentang pesan persaudaraan di hari fitri
Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah Swt
Setelah sebulan lamanya kita berpuasa, maka sekarang tiba-lah masanya kita tumpahkan rasa senang dan rasa haru. Kita ungkapkan sepenuh hati rasa gembira dan rasa syahdu, sembari mengagungkan Nama Allah Azza wa Jalla. “Allahu Akbar x 3 wa lillahil hamd”.
Betapa huranya kita, sebab Allah SWT telah menciptakan bulan Ramadan khusus untuk kita, umatnya Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya ada 1 malam, yakni malam Lailatul Qadar, yang lebih utama daripada 1.000 bulan. Satu kali melakukan ibadah fardhu, maka pahanya seperti mengerjakan 70 ibadah fardhu. Kita melakukan ibadah sunnah-pun dicatat pahalanya seperti mengerjakan ibadah fardhu.
Dalam sebuah hadits dinyatakan:
يا أيُّها النَّاسُ قد أظلَّكم شهرٌ عظيمٌ ، شهرٌ فيهِ لَيلةٌ خَيرٌ من ألفِ شهرٍ ، جعلَ اللَّهُ صيامَهُ فريضةً ، وقيامَ لَيلِهِ تطَوُّعًا ، ومَن تقرَّبَ فيهِ بخَصلةٍ منَ الخيرِكانَ كمَن أدَّى فريضةً فيما سِواهُ ، ومَن أدَّى فريضةً كانَ كمَن أدَّى سبعينَ فريضةً فيما سِواهُ
Saudaruku, kaum muslimin dan muslimat! Wajar saja kalau kita punya rasa haru dan shaydu. Kita yang bergelimang doa ini, oleh Allah SWT masih diberikan kesempatan langka untuk menghirup dan bernafas di bulan yang suci. Sekalipun sepenuh hati kita mengakui, bahwa kita belum bisa manfaatkan waktu siang dan malam bulan Ramadan secara maksimal.
Kita hanya mengharapkan semoga puasa kita, qiyamul lail kita, bacaan Al-Qur’an kita, sedekah dan zikat kita, yang tak seberapa, dapat menebus dosa kita. Sebagai umat yang beriman kita yakin dan percaya apa yang sudah diterangkan di dalam Al-Qur’an:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
bahwa Allah itu dekat dengan diri kita. Apa saja yang kita mohonkan kepada Allah, maka pasti akan dikabulkan Allah SWT.
Oleh sebab itu, beruntunglah kita di pagi hari ini, datang berduyun-duyun dari tempat tinggal kita, menuju mesjid tempat yang suci ini untuk menjalankan salat Idulfitri secara berjamaah. Kita bermunajat untuk mengetuk bilik-bilik rahmat-Nya Allah SWT. Pada hari Sabtu tanggal 1 Syawal 1444 Hijriyah ini, kita rayakan lebaran bersama-sama penuh suka cita dengan mengumandangkan takbir: “Allohu Akbar x3 wa lillahil hamd”.
Marilah Kita tanamkan bulat-bulat di dalam hati kita, bahwa ke depannya hidup kita akan menjadi lebih baik. Amal ibadah kita akan semakin meningkat sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Alloh SWT.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia ….
Selain kita bertekad untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Yang Maha Pencipta, pada moment Idul Fitri kali ini, kita selayaknya juga memperbagus hubungan saudara, pertalian kerabat, dan interaksi sosial bermasyarakat. Dalam ajaran Islam telah diatur bahwa menjalin hubungan baik “Hablum minan-naas” sama pentingnya dengan “Hablum minallah”
Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan alpa, baik kesalahan kita disengaja maupun tidak disengaja. Baik kepada keluarga, saudara, tetangga, maupun teman dan kerabat. Marilah kita perbaiki dengan bermaaf-maafan. Allah SWT telah berfirman dalam Surat An-Nuur ayat 22:
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“…Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Di samping itu ada juga satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra:
قيل للنبى – صلى الله عليه وسلم – إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار وتفعل الخيرات وتتصدق وتؤذى جيرانها بلسانها فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – لا خير فيها هى من أهل النار
Artinya Baginada Nabi Muhammad pernah ditanya. Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ada seorang perempuan yang rajin qiyamullail di amalm harinya, rajin puasa di siang harinya, rajin mngerjakan kebaikan dan bersedekah, akan tetapi dirinya menyakiti tetangganya dengan tutur katanya. Rasulullah menjawab: Tidak ada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka. Na’uzdubillah min dzalik!
Jamaah sholat Idul Fitri yang berbahagia…
Kita semua tahu Allah itu al-Tawwab (Maha Penerima Taubat). Kasih sayang-Nya mengalahkan murka-Nya. Rahmat-Nya jauh lebih luas dari azab-Nya. Selama seorang hamba memohon ampun kepadaNya, Allah akan mengampuninya. Namun, manusia tidak seluas itu kasih sayangnya. Manusia tidak sedalam itu kewajarannya. Bisa dibilang manusia adalah mahluk yang paling susah meminta maaf dan memaafkan.
Karena itu, Rasulullah mengajari umatnya untuk menahan diri. Jangan mudah mengumbar kata; jangan gampang menyebar berita; jangan sering menghardik sesamanya. Karena Rasulullah tahu, ruang maaf manusia terbatas, tidak seluas dan sedalam Tuhannya. Mendapatkan maaf manusia jauh lebih berat dan susah. Belum lagi jika kita tidak merasa bersalah, tapi orang lain memendam kesal kepada kita. Mengetahui diri kita salah saja, kita masih enggan meminta maaf, apalagi tak merasa bersalah sama sekali.
Hadits di atas adalah contoh nyata. Seorang wanita ahli ibadah, rajin shalat malam, gemar berpuasa, banyak bersedekah dan beramal, tapi lidahnya selalu membawa rasa sakit bagi tetangganya. Rasulullah mengatakan: “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk ahli neraka.” Artinya, amal ibadah yang tidak berbanding lurus dengan perilaku sosial yang baik, ibadahnya kekurangan makna.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda (HR. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim):
لا يَرْحَمُ اللَّهُ مَن لا يَرْحَمُ النَّاسَ
Artinya “Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia (lainnya).” (Imam al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, 1989, h.48)
Dalam riwayat lain dikatakan,
من لا يَرحم لا يُرحم
"orang yang tidak mengasihi, maka tidak akan dikasihi.”
Ini menunjukkan bahwa kasih sayang sesama manusia tidak kalah pentingnya dengan ibadah yang bersifat ritual, bahkan Allah, dalam hadits di atas, tidak akan mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya. Hal ini berarti bahwa Allah menghendaki hamba-hambanya membangun dunia yang harmonis; menciptakan lingkungan yang sehat dari kebencian; membiasakan kepedulian; membudayakan sayang-menyayangi; mengembangkan “saling asa” dan “asuh”, serta hal-hal positif lainnya.
Allahu akbar x3 walillahil hamd
Kaum muslimin dan muslimat rohimakumullah
Pada prinsipnya dengan merayakan Idul Fitri, kita bersama-sama diajarkan untuk kembali kepada jati diri manusia. Kita ini makhluk yang sangat lemah, sehingga kita membutuhkan Allah Swt untuk bersandar di mana saja dan kapan saja. Allohus-shomad! Begitu Muliya-Nya Alloh SWT memperlakukan kita, maka sewajarnya kita patuh dan taat beribadah kepada Alloh.
Sebagai makhluk sosial, kita juga sangat butuh kerjasama dan bantuan sesama manusia, khususnya orang-orang terdekat kita. Hidup bermasyarakat adalah mutiara terpendam, seperti yang disabdakan Rasulullah: “Annaasu Ma’adinun”. Oleh sebab itu janganlah kita sia-siakan hubungan di antara kita. Janganlah diperpanjang masalah di antara orang-orang di sekitar kita! Sekarang kita mungkin beranggapan tidak membutuhkan, tapi suatu saat dan kapan saja kita akan memerlukan bantuan.
Marilah kita lapangkan dada kita agar kita semua menjadi golongan orang-orang yang kembali fitri dan menjadi orang-orang yang hidupnya bahagia. Minal Aidin wal faizin. Semoga Alloh menerima niat baik dan amalan kita, serta Alloh jadikan hari-hari kita selama setahun kedepan menjadi lebih baik. Taqabbalalohu minna wa minkum. Fi kulli ‘aamin wa antum bi khoir. Amiin, Amiin. Ya Robbal a’lamiin.
Demikian 5 contoh khutbah Idul Fitri singkat dengan beragam tema yang dapat menjadi referensi.