Link PDF Teks Khutbah Jumat 28 Maret 2025: Merayakan dan Mempertahankan Kemenangan

27 Maret 2025 16:11 WIB
Link PDF teks khutbah Jumat 28 Maret 2025.
Link PDF teks khutbah Jumat 28 Maret 2025. ( Pixabay)

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt,

Kebahagiaan dan kemenangan kaum muslimin di dalam menjalankan ibadah puasa, sebenarnya bukan hanya pada malam dan hari Idulfitrinya, akan tetapi kemenangan itu telah dirasakan oleh kaum muslimin setiap kali mereka berbuka puasa. 

Pada saat berbuka itulah muncul perasaan puas dan bahagia telah menyelesaikan satu hari berpuasa, dan nikmatnya puasa menjadi terasa dengan berbuka. 

Oleh sebab itu, Rasulullah saw menegaskan dalam hadisnya:

"Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhan-Nya." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Melalui hadis ini, ditegaskan bahwa kebahagiaan orang yang berpuasa bukan hanya pada saat berbuka dan malam Idulfitri, akan tetapi kebahagiaan yang hakikinya adalah pada saat berjumpa dengan Allah Swt. 

Hal ini salah satu sebabnya antara lain, karena ibadah puasa merupakan ibadah yang bersifat khusus dan privat, sehingga Allah tidak menentukan berapa pahalanya sebagaimana salat dan zakat, melainkan Allah sendirinya yang akan membalasnya secara khusus, sebagaimana disebut oleh Allah Swt dalam hadis qudsi-Nya:

“Semua amalan anak Adam ditingkatkan menjadi sepuluh kali hingga tujuh puluh kali. Allah berfirman: Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.” (H.R. Muslim).

Sebenarnya secara riil, kemenangan orang yang berpuasa bukan hanya pada saat berbuka atau selesai Ramadan, akan tetapi mereka yang sudah biasa berpuasa akan merasakan nikmatnya berpuasa sebagai salah satu ritual yang mendalamkan spiritualitas manusia dan secara fisik juga menyehatkan fisiknya. 

Dengan menjalankan ibadah puasa, hati orang yang berpuasa berbahagia dengan pelaksanaan ketaatan tersebut, kemudian menimbulkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah, karena di dalam pengamalan tersebut ada tambahan petunjuk (hidayah dan taufik) dari Allah Swt.

Secara fisik, puasa yang kita lakukan juga telah memberikan efek yang luar biasa pada kesehatan badan kita dalam bentuk proses detoksifikasi dan peremajaan sel dalam tubuh kita, sehingga orang yang biasa berpuasa tampak lebih muda dari umurnya. 

Puasa juga telah memberikan kemampuan terbaik manusia dalam mengontrol kebutuhan fisik dan emosi sehingga berpotensi besar dalam peningkatkan kualitas spiritualitas kita. 

Oleh sebab itu, dalam rangka mempertahankan kemenangan tersebut, menjadi sangat penting untuk mengambil madrasah imaniah di bulan Ramadan, menjadi madrasah imaniah di sebelas bulan lainnya dengan cara mengistikamahkan puasa di luar bulan Ramadan.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt,

Ramadan yang telah menjadi amalan spiritual tertinggi setiap muslim harus mampu dipertahankan di sebelas bulan di luar Ramadan. 

Caranya tidak lain adalah dengan merujuk kepada apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw dengan tetap berpuasa, qiyamul lail, dan membaca Al-Qur’an di luar Ramadan. 

Banyak di antara kita jika memasuki bulan Syawal sudah tidak menjalankan lagi puasa sunah yang ada di dalamnya, sehingga spiritualitas kita yang sudah terbang tinggi tiba-tiba terjun bebas dan mendarat darurat. 

Padahal Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita untuk menurunkan kuantitas puasa kita secara perlahan dari 30 hari di Ramadan menjadi 20 hari di Syawal, yaitu dengan berpuasa Senin Kamis, puasa ayyamul bid dan puasa Syawal.

Demikian juga nanti ketika memasuki bulan Zulkaidah, dan akan naik lagi di bulan Zulhijah, begitulah seterusnya, sehingga setiap bulan paling tidak kita bisa mengistikamahkan puasa kita sebanyak sebelas hari, yaitu dengan puasa Senin Kamis dan ayyamul bid. 

Dengan mengistikamahkan puasa sunah setiap bulan, dan kemudian menyertainya dengan qiyamul lail setiap malam itulah yang akan menjadikan kita mampu mempertahankan kemenangan kita terhadap hawa nafsu sepanjang bulan dalam satu tahun.

Semoga Allah Swt menganugerahkan kepada kita semua kemampuan untuk bersikap istikamah dalam mempertahankan amalan Ramadan, sehingga spiritualitas kita bisa berada pada kondisi stabil untuk ditingkatkan lebih tinggi lagi pada Ramadan berikutnya.

Link PDF Teks Khutbah Jumat 28 Maret 2025

Untuk mengunduh teks khutbah Jumat di atas secara lengkap, Anda bisa klik link PDF berikut ini.

Link PDF Teks Khutbah Jumat 28 Maret 2025

Demikianlah contoh teks khutbah Jumat 28 Maret 2025 lengkap dengan link PDF untuk mengunduhnya. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 7 Maret 2025: Ramadan, Bulan Mereka yang Kurang Beruntung

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm