Pemkot Palembang Renovasi 30 Rumah Tidak Layak Huni Lewat Program Gebrak 2025, Gandeng CSR Perusahaan

6 Mei 2025 10:20 WIB
Ratu Dewa saat launching Program Gebrak di Lorong Kumpeh Brayun, 23 Ilir, Senin (5/5/2025).
Ratu Dewa saat launching Program Gebrak di Lorong Kumpeh Brayun, 23 Ilir, Senin (5/5/2025). ( Diskominfo Kota Palembang)

Palembang, Sonora.ID – Pemerintah Kota Palembang terus menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan rumah tidak layak huni (RTLH). Tahun 2025 ini, sebanyak 30 unit rumah di berbagai kecamatan akan direnovasi melalui Program Gerakan Benahi Rumah Agar Layak (Gebrak).
 
Wali Kota Palembang Ratu Dewa menyampaikan bahwa proyek renovasi rumah ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkot, Baznas, dan sejumlah mitra perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa perusahaan yang turut serta antara lain Perumda Tirta Musi, Bank Sumsel Babel, dan Telkom.
 
“Targetnya 30 rumah ini rampung tahun ini. Kami juga terus mendorong partisipasi lebih luas dari perusahaan lain untuk menyalurkan dana CSR-nya,” ujar Ratu Dewa saat launching Program Gebrak di Lorong Kumpeh Brayun, 23 Ilir, Senin (5/5/2025).
 
Berdasarkan data Pemkot Palembang, masih terdapat sekitar 3.700 rumah tidak layak huni yang tersebar di wilayah kota. Renovasi 30 unit rumah ini diharapkan menjadi awal dari solusi berkelanjutan guna menurunkan angka tersebut secara bertahap.
 
“Kami berharap semakin banyak perusahaan yang terlibat, sehingga upaya rehabilitasi rumah tidak layak ini bisa diperluas,” tambahnya.
 
 
Di kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI Fahri Hamzah menyoroti urgensi pembangunan hunian layak di tengah cepatnya urbanisasi. Ia memprediksi bahwa dalam satu dekade ke depan, 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan.
 
“Jika rumah tidak segera dibangun, akan terjadi penumpukan populasi. Solusinya adalah membiasakan masyarakat tinggal di rumah vertikal, karena lahan kian sempit dan harga tanah terus naik,” jelas Fahri.
 
Menurutnya, pemerintah harus mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk mewujudkan kota yang bersih, tertata, dan bebas kawasan kumuh. Ia juga menekankan pentingnya peran swasta dalam mendukung pembangunan hunian yang efisien dan berkelanjutan.
 
“Palembang sebagai salah satu kota tertua di Indonesia harus menjadi prioritas nasional, baik dalam renovasi rumah maupun penataan kawasan strategis,” tegasnya.
 
Fahri juga mendorong penataan kawasan sepanjang Sungai Musi dan Sungai Ampere melalui pembangunan rumah susun, serta pengembangan hunian vertikal di sepanjang jalur LRT sebagai solusi jangka panjang.
 
Penulis: Achmad Aulia
 

Penulis
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm