Pantauan Sonora.ID, umat Buddha tampak khidmat menjalankan ibadah di Vihara tersebut.
Hari Raya Waisak dikenal sebagai Hari Trisuci Waisak merupakan hari raya terpenting bagi umat Buddha.
"Kenapa disebut Trisuci, karena di dalamnya ada peristiwa suci, pertama, berkaitan dengan lahirnya Siddharta Gautama. Kedua, Pertapa Siddharta menjadi Buddha, dan ketiga yaitu Buddha mencapai Perinirvana," ungkap Perwakilan Pembimas Buddha, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar, Rakiman.
Tiga peristiwa tersebut terjadi pada bulan yang sama yaitu bulan Waisak, di bulan purnama atau setiap tanggal 15. Hanya tahunnya yang berbeda.
Rakiman mengatakan bahwa tradisi tersebut turun-temurun diperingati oleh pengikut Buddha Gautama di seluruh dunia, diantaranya dengan melakukan pemandian Rupang atau patung Siddharta dengan cara dimandikan dengan air bunga oleh para umat ataupun dengan cara-cara lainnya menurut tradisi dan cara praktik keagamaan Buddha dari majelis atau aliran yang ada.
Pemerintah tetap berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan seperti Hari Trisuci Waisak agar tetap terlaksana.
"Karena peringatan keagamaan ini adalah untuk introspeksi umat ke dalam dirinya bahwa dia bagian dari pada umat itu sendiri, dan menjadi pengingat bahwa tahun ke-tahun harus lebih baik, selanjutnya secara spiritual maupun dalam konteks bernegara di Indonesia," katanya.
Dalam hal ini Kemenag mencanangkan Eko Teologi, yaitu dalam kondiai ekosistem yang ada di Indonesia, tampak seperti misalnya tanda-tanda bencana.
"Menteri Agama mendorong semua agama termasuk umat Buddha untuk menjalankan Eko Teologi diantaranya, penanaman pohon, penyiraman zat eco enzim ke air yang kualitasnya kurang baik, dan lainnya, Maksud dan tujuannya adalah supaya lingkungan kita berangsur pulih dan membaik demi kebaikan kita bersama dalam ekosistem kehidupan, "jelasnya.