Pemkot Ajak Generasi Muda Terus Lestarikan Adat dan Budaya Lokal

18 Mei 2025 13:55 WIB
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menghadiri Musda MABM Kota Pontianak
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menghadiri Musda MABM Kota Pontianak ( Ist)

Pontianak, Sonora.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan budaya Melayu sebagai bagian dari identitas lokal yang harus dijaga. Persiapan pun mulai dilakukan menyambut perhelatan besar Festival Budaya Melayu yang rencananya akan digelar tahun depan. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menekankan pentingnya momentum ini untuk menghidupkan kembali semangat generasi muda dalam mencintai dan melestarikan adat istiadat Melayu

“Kita terus membentuk program kerja dari kepengurusan yang baru. Kuncinya, bagaimana tahun depan saat kita menjadi tuan rumah Festival Budaya Melayu, adat dan budaya ini bisa mewarnai kehidupan, terutama bagi generasi muda,” ungkapnya saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Pontianak di Hotel Harris Pontianak, Minggu (18/5/2025). 

Baca Juga: Polres Kubu Raya Tangkap 7 Pengedar Sabu

Dia mengatakan bahwa budaya Melayu erat kaitannya dengan nilai-nilai Islami yang mengajarkan kesantunan, gotong royong serta hormat kepada orang tua dan pemimpin. Menurutnya, nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini agar menjadi karakter kuat dalam diri generasi penerus bangsa. 

“Budaya Melayu ini identik dengan nilai-nilai positif. Kalau generasi muda memiliki adat yang baik, itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Pontianak,” tambahnya.

Terkait dukungan pemerintah, Edi memastikan Pemkot Pontianak akan memfasilitasi dan membantu kegiatan adat dan budaya. Meskipun pelaksanaan Festival Budaya Melayu kali ini berskala Kalimantan Barat, ia membuka peluang untuk menjadikannya agenda nasional bahkan internasional, mengingat rumpun Melayu juga tersebar di berbagai daerah dan negara.

Baca Juga: 8 Tersangka Ditetapkan Polres Kubu Raya pada Kasus Persetubuhan Anak di Bawah Umur

Edi juga menekankan pentingnya keterlibatan anak muda, termasuk generasi digital atau Gen Z, dalam pelestarian budaya. 

“Selama ini pengurus adat banyak yang usianya di atas 40 tahun. Sekarang, anak-anak muda harus mulai dilibatkan. Era digital ini justru jadi peluang agar mereka tahu latar belakang budayanya dan bangga terhadapnya,”terangnya.

Ia menyebutkan bahwa pendidikan tentang budaya lokal sudah mulai ditanamkan sejak usia dini, seperti melalui kegiatan di PAUD dan TK, hingga pelibatan anak-anak dalam acara-acara resmi pemerintah, seperti ulang tahun kota dengan mengenakan pakaian adat.

“Dengan keterlibatan aktif sejak kecil, mereka akan terbiasa dan tumbuh mencintai budaya sendiri. Ini langkah kita untuk mencegah generasi muda terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita,” tutupnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Penulis
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm