Tradisi Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Ritual Cuci Jalan dan Tatung   

14 Februari 2022 17:50 WIB
Ritual Tatung Cuci Jalan saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalbar.
Ritual Tatung Cuci Jalan saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalbar. ( Indri Rizkita)

Pontianak, Sonora.ID - Usai perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia akan melaksanakan tradisi Cap Go Meh.

Diserap dari bahasa Hokkian, ‘Cap’ berarti sepuluh, ‘Go’ berarti lima, dan ‘Meh’ berarti malam. Cap Go Meh adalah hari terakhir dari perayaan Tahun baru Imlek, yang diselenggarakan pada hari ke-15 di kalender Cina.

Cap Go Meh dirayakan di seluruh dunia bagi masyarakat yang menganut sistem kalender Imlek dalam bentuk festival yang diramaikan dengan atraksi lampion, serta arak-arakan barongsai dan naga.

Walaupun dirayakan di seluruh dunia, namun Cap Go Meh di Singkawang Provinsi Kalimantan Barat dirayakan dengan cara yang berbeda. Memiliki ciri khas budaya tradisi karena menyerap dan berasimilasi dengan budaya lokal. 

Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, selain pawai lampion dan arak-arakan barongsai, terdapat juga arak-arakan Tatung dari klenteng ke klenteng.

Ritual Tatung Cuci Jalan saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalbar.

Tatung dalam bahasa Hakka berarti orang yang dirasuki roh, dewa, leluhur, dan kekuatan supranatural.

Para Tatung akan memamerkan ilmu kekebalan tubuh. Meski tubuh mereka ditusuk berbagai benda tajam seperti kawat, pecahan kaca, hingga batangan besi, namun tidak mengeluarkan darah.

Upacara dimulai dari altar klenteng. Para Tatung memberikan persembahan kepada Dewa To Pe Kong.

Baca Juga: Jadi Kebutuhan, Kapolda Kalbar Harap Masyarakat Tidak Takut Vaksin

Ritual Tatung Cuci Jalan saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalbar.

Setelah minta diberkahi keselamatan, mereka kemudian memanggil roh. Tubuh para Tatung ini dirasuki roh dan mereka pun menjadi kebal. 

Para Tatung diarak keliling kota sambil memamerkan kekebalan tubuh mereka dan membaca mantra, diiringi dengan genderang.

Ritual berkeliling kota ini dikenal juga dengan Cuci Jalan. Tujuannya untuk membersihkan kota dari roh jahat.

Menurut salah satu tokoh Tionghoa sekaligus pengurus Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Bong Wui Kong, atraksi ini mengikuti tradisi Tionghoa yang berbaur dengan budaya Dayak, dan hanya ada di Singkawang.

Namun, untuk perayaan Cap Go Meh di Singkawang pada tahun 2022 ini, tidak dilakukan secara arak-arakan lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19, yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan.

Sebagai gantinya, atraksi dari para Tatung dilakukan di klenteng atau vihara masing-masing.

Baca Juga: Breaking News: Hujan Deras Terus Menerus Akibatkan Longsor di Ruas Jalan Nasional Sanggau Kalbar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm